-------------------------
Komentar :
Kesendirian yang lahir dari keberanian mempertahankan prinsip bukanlah kesepian yang hampa, melainkan bentuk paling jernih dari integritas. Kadang dunia terasa ramai oleh tepuk tangan palsu dan tawa yang hanya menyentuh permukaan, tapi sepi saat kita berdiri untuk sesuatu yang tidak populer. Dalam momen seperti itu, seseorang bisa merasa seperti kapal yang terapung jauh dari pelabuhan, diterpa angin asing dan suara-suara yang meminta untuk menyerah. Tapi justru di titik itu, seseorang sedang benar-benar hidup, sebab ia sedang memilih untuk menjadi utuh, bukan sekadar disukai.
Dunia ini, dengan segala kebisingannya, sering kali menggoda kita untuk melepas kebenaran demi kenyamanan. Kita diajak menyesuaikan, menunduk, melebur dalam arus agar tidak dianggap aneh, keras kepala, atau terlalu idealis. Tapi apa artinya hidup tanpa arah yang benar? Apa gunanya diterima oleh semua orang jika di dalam dada sendiri kita merasa menjadi pengkhianat atas suara hati? Kesendirian yang datang karena mempertahankan prinsip sejatinya bukan kutukan, tapi anugerah—karena di dalamnya, kita menemukan siapa diri kita yang sesungguhnya.
Mereka yang paling teguh sering kali adalah mereka yang paling sunyi. Tapi sunyi itu bukan kehampaan, melainkan ruang luas tempat keberanian bertumbuh. Dan jika seseorang mampu berdiri tenang dalam ruang itu, suatu saat dunia akan diam juga, mendengar, lalu mengerti. Bahwa kebenaran, betapapun sunyinya, tidak butuh sorakan untuk menjadi benar. Ia hanya butuh dijalani.
Salam Cerdas Bernalar, Beragama, dan Berpolitik,
Diambil dari :
https://web.facebook.com/kasih.tulus.921
No comments:
Post a Comment