"Anda tidak perlu membakar buku untuk menghancurkan budaya. Cukup pastikan orang berhenti membacanya."
[ Ray Bradbury ]
-------------------------
Komentar :
Budaya tidak selalu runtuh oleh kekerasan fisik; seringkali ia mati secara perlahan, melalui pengabaian. Ketika membaca tidak lagi dianggap penting, ketika buku-buku tak lagi dibuka dan dipahami, maka warisan pemikiran, nilai, dan sejarah pun ikut memudar. Pengetahuan yang tak dibaca sama dengan pengetahuan yang tak pernah ada. Dan ketika generasi demi generasi tumbuh tanpa keinginan untuk memahami dunia melalui kata-kata, maka fondasi kebudayaan mulai keropos.
Membakar buku adalah tindakan dramatis yang mencerminkan ketakutan terhadap pengetahuan. Tapi di era ini, yang lebih berbahaya justru sikap apatis terhadap bacaan. Saat masyarakat lebih tertarik pada hiburan instan ketimbang perenungan, ketika diskusi digantikan oleh komentar cepat, budaya kehilangan napas panjangnya. Kearifan tak lagi diwariskan, karena medium warisannya—yakni bacaan—ditinggalkan begitu saja.
Oleh karena itu, mempertahankan budaya bukan hanya soal melestarikan artefak atau tradisi luar, tapi juga menjaga semangat membaca. Dengan membaca, seseorang bukan hanya menyerap isi buku, tetapi juga melanjutkan dialog panjang umat manusia. Dan selama buku masih dibaca, budaya masih hidup.
Salam Cerdas Bernalar, Beragama, dan Berpolitik,
Diambil dari :
https://web.facebook.com/kasih.tulus.921
No comments:
Post a Comment