"Burnout adalah hukuman yang kita berikan pada diri sendiri karena lupa bahwa kita manusia, bukan mesin."
[ Paulo Coelho ]
-------------------------
Burnout = Kondisi kelelahan yang parah, baik secara fisik, emosional, maupun mental, yang disebabkan oleh stres berkepanjangan terkait pekerjaan atau aktivitas lain yang rutin dilakukan. Kondisi ini ditandai dengan hilangnya motivasi, penurunan kinerja, dan munculnya sikap negatif terhadap diri sendiri dan orang lain.
-------------------------
KOMENTAR :
Burnout sering kali datang diam-diam—tidak langsung meledak, tapi menggerogoti sedikit demi sedikit. Ia muncul ketika kita terlalu lama menekan diri tanpa jeda, tanpa empati pada diri sendiri, seakan kita bisa terus memberi tanpa pernah perlu menerima. Dalam dunia yang menuntut produktivitas tanpa henti, kita lupa bahwa tubuh dan jiwa juga punya batas.
Melupakan bahwa kita manusia berarti mengabaikan kebutuhan akan istirahat, makna, dan kehadiran yang utuh. Kita terlalu fokus pada tugas, target, dan ekspektasi, sampai-sampai lupa bahwa kita bukan sekadar alat untuk menyelesaikan sesuatu. Rasa lelah yang biasa berubah menjadi kelelahan yang kosong, di mana bahkan hal-hal yang dulu membuat kita bergairah pun terasa hambar.
Mengingat bahwa kita manusia adalah tindakan yang penuh keberanian. Itu berarti berani berhenti sejenak, bernapas, dan mengakui bahwa menjadi lelah bukan kelemahan, tetapi isyarat dari dalam untuk kembali pada keseimbangan. Kita bukan mesin yang terus bergerak; kita adalah makhluk yang butuh jeda untuk kembali hidup sepenuhnya.
Melupakan bahwa kita manusia berarti mengabaikan kebutuhan akan istirahat, makna, dan kehadiran yang utuh. Kita terlalu fokus pada tugas, target, dan ekspektasi, sampai-sampai lupa bahwa kita bukan sekadar alat untuk menyelesaikan sesuatu. Rasa lelah yang biasa berubah menjadi kelelahan yang kosong, di mana bahkan hal-hal yang dulu membuat kita bergairah pun terasa hambar.
Mengingat bahwa kita manusia adalah tindakan yang penuh keberanian. Itu berarti berani berhenti sejenak, bernapas, dan mengakui bahwa menjadi lelah bukan kelemahan, tetapi isyarat dari dalam untuk kembali pada keseimbangan. Kita bukan mesin yang terus bergerak; kita adalah makhluk yang butuh jeda untuk kembali hidup sepenuhnya.
Salam Cerdas Bernalar, Beragama, dan Berpolitik,
Diambil dari :
https://web.facebook.com/literasikata.id
No comments:
Post a Comment