"Kita bisa tahu bahwa kita telah memaafkan seseorang ketika kita tidak lagi merasakan sakit saat mengingatnya."
[ Leo Tolstoy ]
-------------------------
KOMENTAR :
Memaafkan bukan berarti melupakan atau membenarkan kesalahan, tetapi melepaskan beban emosi yang mengikat diri kita pada luka. Saat kita masih merasakan sakit setiap kali mengingat seseorang atau kejadian tertentu, itu tandanya luka tersebut belum benar-benar sembuh. Proses memaafkan membutuhkan waktu, keberanian, dan kesediaan untuk menyembuhkan diri sendiri terlebih dahulu.
Ketika kita benar-benar memaafkan, ingatan tentang orang atau peristiwa itu tetap ada, tetapi tidak lagi menimbulkan kepahitan. Kita bisa mengenangnya tanpa sesak di dada, tanpa kemarahan yang membakar atau kesedihan yang menguras energi. Yang tersisa hanyalah pemahaman—bahwa semua itu bagian dari perjalanan yang membentuk kita menjadi pribadi yang lebih matang.
Tanda paling jujur dari sebuah pengampunan adalah kedamaian batin. Bukan karena yang bersalah telah berubah, tetapi karena kita memilih untuk tidak membiarkan luka itu terus mengendalikan hidup kita. Dan dari sanalah kekuatan sejati muncul—saat kita bisa mengingat, tanpa lagi merasa terluka.
Ketika kita benar-benar memaafkan, ingatan tentang orang atau peristiwa itu tetap ada, tetapi tidak lagi menimbulkan kepahitan. Kita bisa mengenangnya tanpa sesak di dada, tanpa kemarahan yang membakar atau kesedihan yang menguras energi. Yang tersisa hanyalah pemahaman—bahwa semua itu bagian dari perjalanan yang membentuk kita menjadi pribadi yang lebih matang.
Tanda paling jujur dari sebuah pengampunan adalah kedamaian batin. Bukan karena yang bersalah telah berubah, tetapi karena kita memilih untuk tidak membiarkan luka itu terus mengendalikan hidup kita. Dan dari sanalah kekuatan sejati muncul—saat kita bisa mengingat, tanpa lagi merasa terluka.
Salam Cerdas Bernalar, Beragama, dan Berpolitik,
Diambil dari :
https://web.facebook.com/literasikata.id



No comments:
Post a Comment