"Jika sesuatu gratis, berarti kamu bukan pelanggan--tapi produk yang dijual."
[ Edward Snowden ]
-------------------------
Komentar :
Kalimat ini merupakan kritik tajam terhadap model bisnis digital saat ini, terutama yang dijalankan oleh banyak platform media sosial dan layanan online. Ketika kita menggunakan layanan yang tampaknya “gratis”, sebenarnya kita membayar dengan sesuatu yang tak kasat mata: data pribadi, perhatian, dan perilaku kita sebagai pengguna. Informasi ini kemudian dijual atau dimanfaatkan oleh pihak ketiga untuk iklan yang ditargetkan, manipulasi opini, atau kepentingan ekonomi dan politik lainnya.
Alih-alih menjadi konsumen yang dilayani, kita justru menjadi komoditas yang diperdagangkan. Platform-platform tersebut merancang algoritma untuk membuat kita betah, tergantung, bahkan kecanduan, karena semakin lama kita terlibat, semakin banyak data yang bisa dikumpulkan, dan semakin tinggi nilai kita sebagai produk yang bisa “dijual” ke pengiklan.
Pernyataan ini adalah ajakan untuk lebih kritis terhadap teknologi yang kita gunakan. Kita perlu bertanya: siapa yang diuntungkan dari “gratisnya” layanan ini? Apa yang dikorbankan dari privasi, otonomi, atau bahkan kebebasan berpikir kita? Sebab dalam dunia digital, “gratis” hampir selalu ada harganya—dan sering kali, harganya adalah kita sendiri.
Salam Cerdas Bernalar, Beragama, dan Berpolitik,
Diambil dari :
https://web.facebook.com/kasih.tulus.921
No comments:
Post a Comment